“Debut dari duo anyar asal Malang ini sudah bisa dinikmati di berbagai gerai digital seperti Spotify, Apple Music, dan sebagainya. Video liriknya juga tersedia di YouTube. Jika ingin mendengar, silakan membuka salah satu dari platform di atas. Tapi jika ingin tahu apa maknanya, silakan lanjut membaca.”
Dari judulnya saja, kita bisa tahu kalau duo Oceb Rock & Zakk Ark ini begitu mencintai negerinya. Diambil dari bahasa Sanskrit, “Asmaraloka” bisa diartikan sebagai “dunia (alam) cinta kasih.” Belum lagi intro lagu ini dibuka dengan rapalan acapella berbahasa Jawa. Cukup intimidating dan membuat kita berpikir jika ini adalah karya yang cukup serius. (Baca: dipikirkan & diaktualisasikan matang-matang).
Tetapi ternyata, “Asmaraloka” menjelma menjadi nomor akustik yang cukup mudah untuk dicerna. Dibalut dengan lirik lugas nan sederhana, kedua orang ini akan mengingatkan Anda pada balada-balada paling reflektif yang pernah hadir di Indonesia. Tak lupa, alunan cengkok Banyuwangi-an oleh Anggar Gusti serta gesekan violin Bayu Anggara yang menambah nuansa syahdu lagu ini.
“Di sini kami ingin cerita, kalau negeri kita ini begitu kaya. Kaya budayanya, keberagamannya, dan tentu saja, alamnya. Tapi di sisi lain, ada dominasi & eksploitasi berlebihan atas nama pribadi di baliknya. Kerakusan itu, lama kelamaan bisa membawa ajal bagi Indonesia,” tutur Zakk Ark mengenai lagu yang ditulisnya.
Relasi manusia dan alam itu dihadirkan dalam video lirik lagu ini. Di sini Tirto Asmoroloyo menghadirkan berbagai pemandangan akan alam; sawah, gunung, hingga laut. Kumpulan footage ini diambil dengan drone dan berlokasi di Madura, Jawa Timur.

Tirto Asmoroloyo sendiri adalah buah pikir & hati Oceb Rock (drumcussion, backing vocal) dan Zakk Ark (vocal, guitar). Sejarahnya sendiri lumayan panjang, sejak tahun 2015. Keduanya dulu sudah sering ngobrol-ngobrol dan berencana untuk bikin karya bersama. Tetapi seperti yang sudah-sudah, kesibukan selalu jadi biang keladi tertundanya wacana.
“Api” kolaborasi itu baru menemukan “minyaknya” di tahun 2020. Satu tawaran gigs live dari sebuah kanal YouTube akhirnya menjadi pemantik pengkaryaan mereka. Buahnya manis, lagu “ASMARALOKA” ini direkam di Soundcamp Studios dan konon menghabiskan waktu take sekitar 10 jam.
Saat “api” berjodoh dengan “minyak”, maka kata “Gas!” jadi mantra selanjutnya.
“Dalam berkarya kami gak mau muluk akan ini itu. Yang pasti kami (berusaha) semaksimal mungkin. Sebisa mungkin. Kalau bicara rencana, kami jelas pengen punya album,” kata mereka. “Tapi ya kita kembalikan kepada Tuhan. Kami juga gak mau main ‘kejar-kejaran’ dalam berkarya. Kalau kata orang Jawa, ‘Wong Jowo banter nguber opo, lak alon ngenteni sopo?’ (Orang Jawa mau cepat-cepat itu mengejar apa? Terus kalau pelan-pelan mau menunggu apa?) alias santai saja kayak air mengalir yang kembalinya ke laut.” Ya, mengalir bagai air di surga. Kurang lebih itulah yang jadi esensi dari nama Tirto Asmoroloyo.
Tirto Asmoroloyo – Asmaraloka
Music by Zakk Ark
Lyrics by Zakk Ark
Gemah Ripah Loh Jinawi
Toto Tentrem Kerto Raharjo
Luas Samudra Terbentang
Hamparan Tanah Subur Terlentang
Apapun Bisa Kita Tanan
Negeri Kami Tak Kurang Bahan Pangan
Oya Oyayaya
Oya Oyayaya
Beragam Suku Bangsa Dan Budaya
Melebur Jadi Satu Indonesia,
Tapi Tinggal Katanya
Indah Tinggal Katanya
Suci Tinggal Katanya
Oya Oyayaya
Oya Oyayaya
Yang Subur Sudah Terkubur
Yang Indah Sudah Di Rambah
Yang Suci Sudah Ternodai
Akibat Otak Rakus Pribadi
Oya Oyayaya “Kidung Banyuwangi”
Oya Oyayaya “Kidung Banyuwangi” Layar, Layar Kumendung
Oya Oyayaya “Kidung Banyuwangi”
Oya Oyayaya “Kidung Banyuwangi” Ombak Ombol Reng Segoro
Oya Oyayaya
Oya Oyayaya
Oya Oyayaya “Kidung Banyuwangi”
Oya Oyayaya “Kidung Banyuwangi” Wes Sega Ranane
Gusti Iku Cedhak Tanpa Senggolan, Adoh Tanpa Wangenan
Kawula Mung Saderma, Mobah-Mosik Kersaning Hyang Sukmo