Rekah “Kereta Terakhir Dari Palmerah”

Music Rekah Artwork Kereta Terakhir Dari Palmerah
Rekah - Kereta Terakhir Dari Palmerah (Artwork)

Masih ingat dengan Rekah? Orkes Post-Hardcore asal Jakarta yang albumnya enggak kelar-kelar itu?

Buat kalian yang pernah menerima siaran pers mereka sebelumnya, mungkin kalian sudah dengar betapa pandemi sukses menghajar mereka dari berbagai lini. Rekaman album mereka didera kemoloran tak berkesudahan dan pergeseran prioritas memaksa mereka kembali membongkar formasi. Memang apes, tapi tak mengapa. Namanya juga kehidupan.

Nah, kali ini Rekah bawa kabar baik: Album perdana mereka telah selesai dibungkus. Judulnya KIAMAT. Untuk merayakan berita ini, Rekah memutuskan untuk merilis salah satu lagu dari album tersebut sebagai single.

Music Rekah Band Single Kereta Terakhir Dari Palmerah
Photo from Press Kit

Kereta Terakhir Dari Palmerah adalah lagu tentang keputusasaan. Tentang gimana kita harus rela kerja bertubi-tubi untuk bayar tagihan yang datang kian deras. Tentang mimpi-mimpi yang harus dikubur dalam-dalam. Tentang PHK dan betapa mudahnya kita kehilangan semuanya. Tentang saat-saat di mana rasanya cuma kematian yang bisa menyelamatkan kita dari kecemasan tak berujung ini.

Bisa dibilang, Kereta Terakhir Dari Palmerah adalah lagu Rekah yang paling berbeda dibanding rilisan yang sudah-sudah. Mereka penasaran, bisa nggak sih mereka membaurkan Progressive Rock, Hardcore Punk, dan Jazz dalam satu lagu yang sama? Niatnya sih nyerempet-nyerempet Glassjaw, Porcupine Tree, dan Sparta era-era awal.

Kereta Terakhir Dari Palmerah dirilis secara digital pada Minggu, 6 Maret 2022 lewat inisiatif kerja sama antara Greedy Dust dan Hantu Records. Kalau semuanya lancar, albumnya akan dirilis di kuartal kedua 2022.

Rekah – Kereta Terakhir Dari Palmerah
Music by Junior Johan, Tomo Hartono
Lyrics by Tomo Hartono

Aku Melihat Riuh Rendah Kota Meleleh Jadi Iklan
Kasbon-Kasbon Kian Julang Tak Ada Jalan Buat Pulang
Dompetku Terlalu Lengang Dan Napasku Tercekik Hutang
Kapan Aku Bisa Pulang?
Malam Lahap Senin-Jumat Minggu Lari Terlalu Cepat
Datang Kalut, Pulang Larut Tekuk Tubuh Demi Perut
Tak Ada Waktu Buat Nekat Hidup Lingkap Disandera Tenggat
Kapan Aku Bisa Pulang?
Kereta Terakhir Menjerit Memanggil
Bawa Aku Pergi Jauh
Basuh Hati Dengan Kopi Jari Letih Tak Peduli
Presentasi Jam Delapan Istirahat Entah Kapan
Andai Mahdi Cepat Datang, Atau Dajjal Barangkali
Tolong Bawa Aku Pulang
Meja Kerja Makin Ramai Disesaki Logo Mekdi
Revisi Tiba Bertubi Gugur Satu, Datang Lagi
Telpon Teman, Dia Bilang: “Sudah Dijalani Saja
Masih Untung Bisa Kеrja Karena Mimpi Butuh Uang”
Kereta Tеrakhir Menjerit Memanggil
Bawa Aku Pergi Jauh
Tiada Surga Di Puncak Menara
Bawa Aku Pergi Jauh
Kalau Mimpi Butuh Kurban, Biar Aku Sulut Nyawa
Lupakan Uang Atau Mahdi
Aku Saja Urun Api
Tiada Waktu Buat Nekat
Hidup Lingkap Disandera Tenggat
Kereta Terakhir Menjerit Memanggil
Bawa Aku Pergi Jauh
Tiada Surga Di Puncak Menara
Bawa Aku Pergi Jauh