Di tengah narasi healing dan positivity yang menjadi “jawaban” untuk keutuhan diri individu masa kini, musisi Noise from Under mengangkat kontra narasi dengan perspektif sebaliknya — bahwa keutuhan diri akan hadir saat kita mengeksplorasi sisi-sisi gelap dari dalam diri dan menghadapi bagian-bagian mengerikan yang sebelumnya tidak kita sadari, atau lebih buruk lagi, kita tolak.
Kontra narasi tersebut dihadirkannya pada album perdananya, “Aliquem Alium Internum”, yang sudah bisa didengarkan di berbagai platform musik digital. Album ini sekaligus menandakan transformasinya dari Noise — yang sebelumnya dikenal dengan party anthem “Fuck Your JakSel Lifestyle” (2018) dan “VETERAN” (2016) — menjadi Noise from Under.
Mengadopsi pemikiran Carl Jung dari ranah psikoanalisis, album “Aliquem Alium Internum” — frasa bahasa Latin dalam alchemy yang berarti “a certain other one, within” — menarasikan seseorang yang berproses untuk menghadapi shadow di dalam dirinya, merespons kemelut sekitar dan pergolakan dalam dirinya untuk bertransformasi menjadi entitas baru yang sepenuhnya menerima sisi gelapnya.
“Aliquem Alium Internum” menampilkan kecakapan Noise from Under untuk meramu beragam elemen dari sejumlah aliran musik, mulai dari musik elektronik, industrial, beberapa elemen trip-hop, grunge, dan 90’s rave, dengan mempertahankan latar belakang hip-hop/rap-nya. Proses pembuatan album yang diproduseri oleh Abim — musisi di balik moniker Noise from Under — bersama Studio Oposisi ini memakan waktu sekitar 3 tahun pada sepanjang 2018-2021.
Sejumlah featuring artist yang memberikan sentuhan lintas-genre dengan optimal dan sesuai kapasitasnya masing-masing pun turut dihadirkan pada beberapa track di album ini — mulai dari rapper Laze dan Ayub Jonn yang merupakan rekan lama Abim dari kolektif ONAR sejak masih berkarya dengan nama Noise, Satan’s Heir (vokalis band black metal/hardcore Avhath), Rally Jachmoon (vokalis band goth rock Medan PULLO), penyanyi LOTUS FROM JAKARTA, rapper Kuzco, hingga penyair Kezia Alaia.
Bersamaan dengan produksi album, Noise from Under melalui proses pelatihan intensif dengan metode Trouvé bersama seniman performans/gerak Al Imran Karim yang berperan sebagai performance director untuk visualizer album yang menggabungkan eksplorasi visual dan gerak tubuh dengan latar lagu-lagu dari album ini.
“Proses latihannya berbulan-bulan, setiap sesi berjalan intens selama 4 jam. Berat secara fisik maupun mental, karena latihan ini mencoba menghidupkan alam bawah sadar ke permukaan lewat re-presentasi, salah satunya melalui metode menggambar alam bawah sadar. Metode gue dicampur dengan teknik active imagination dari Carl Jung,” ujar Al Imran Karim.
Selain ditampilkan pada show virtual Noise from Under tanggal 22 Oktober, visualizer berdurasi 35 menit tersebut yang bisa disaksikan di kanal YouTube Noise from Under mulai 5 November 2021.