Unit Pop Folk kota Malang Hutan Hujan melepas single teranyarnya dengan formasi terbarunya serta mengajak untuk bernostalgia dengan “Taman Gerimis”. Setelah beberapa waktu lalu merilis single “Jatuh Rindu” dengan format akustik, lagu kali ini hadir dengan format full band. “Taman Gerimis” dikemas secara berbeda jauh dari konsep yang biasa dibawakan sebelumnya. Tak ada lirik surealis yang dimunculkan seperti yang banyak tertuang di lagu-lagu album pertama mereka.
Secara tema liriknya masih mengangkat tentang percintaan tepatnya tentang perpisahan karena perbedaan diantara dua manusia yang sebelumnya saling mencinta. Sigit sang pencipta lirik dan aransemennya menjelaskan, memang untuk beberapa materi awal sengaja dibikin seringan mungkin dengan mengangkat tema yang cenderung paling sering dialami kawula muda. “Tema cinta paling mudah untuk dikerjakan soalnya anak muda jaman sekarang kan masalahnya sering kali urusan hati” kata Sigit.
Dari segi aransemen dikemas dengan menghadirkan nuansa musik lawas era 70 sampai 80-an. Dibalut suara khas instrumen Mellotron dan kesan cacat rekaman “vinyl noise” semakin membuat “Taman Gerimis” terkesan jadul atau retro. “Temanya cinta serta musiknya lawas kan cocok untuk galau-galauan” terang Sigit. Memang akhir-akhir ini banyak ditemui beberapa musisi atau band mencoba menghadirkan konsep lagu-lagu lama dalam karya barunya, tentunya itu juga menjadi ajang bernostalgia bagi para pendengarnya.
Sebenarnya hal itu tidak hanya terjadi dalam dunia musik, saat ini tentunya bukan hal yang aneh jika kita menemukan banyak produk baru dijual dengan menampilkan kemasan yang klasik. Sebelumnya dari style dan dandanan juga sudah banyak ditemui mode-mode lama yang muncul kembali. Padahal sebelumnya terutama para anak muda selalu tampil dengan gaya modern, namun kini justru berlomba untuk terlihat jadul atau lawas. Entahlah, sepertinya memang segala sesuatu selalu berputar dan terulang kembali.
Kehadiran lagu “Taman Gerimis” juga disertai pengumuman adanya personel baru dalam Hutan Hujan. Formasi terkini mereka adalah Iwan Ruby (Vokal & Gitar), Maria Titin (Vokal), Sigit Prasetio (Keyboard), Indra Zulkarnain (Bass), Andre Suparno (Drum) serta yang terbaru Edy Priono (Gitar). Edy bagi Hutan Hujan bukanlah orang baru, karena sebelumnya Edy adalah teknisi gitar dan soundman dibeberapa panggung acara yang diisi Hutan Hujan.
“Saya nyanyi sambi main gitar terkadang kewalahan, saya kan bukan ‘Dave Mustaine’ jadi memang butuh gitaris utama, selain itu di lagu-lagu lama kan banyak lagu dengan aransemen dobel gitar” jelas Iwan. Selain itu rekomendasi untuk mengajak Edy bergabung juga datang dari Sigit dan Andre, dimana mereka bertiga (Sigit, Andre, Edy) sebelumnya juga pernah tergabung dalam satu band. Edy pun tidak mengalami kesulitan untuk mengikuti konsep lagu-lagu Hutan Hujan, karena sudah terbiasa mendengarkan dan mengenali gaya permainan mereka.
Awal terciptanya “Taman Gerimis” bisa dibilang lucu, dimana berawal saat para personel Hutan Hujan berkumpul dan bersenda gurau. “Kenapa seorang anak akan cenderung mirip orang tuanya? ya karena anak adalah versi kecil atau versi mini orang tuanya” canda mereka. Lalu Titin mengomentari “kalau anaknya Hutan Hujan apa ya?” yang kemudian disambut Sigit dengan jawaban “ya taman gerimis, kan taman versi kecilnya hutan dan gerimis versi kecilnya hujan”. Karena hal itu dianggap unik dan catchy maka diputuskan “Taman Gerimis” untuk dijadikan sebuah lagu.
Saat perilisannya lagu “Taman Gerimis” cukup banyak mendapatkan perhatian dari pendengarnya karena rata-rata mereka merasa kembali ke masa lalu, terutama bagi mereka yang tumbuh besar di era 70 sampai 80-an. Bahkan AMI Awards memasukkan “Taman Gerimis” dalam playlist “Musik Minggu Ini” di akun resmi Spotify AMI Awards pada minggu ke-4 Februari 2020. Kekurangan lagu ini yang cukup besar adalah penyajian video liriknya yang sangat ala kadarnya, tak ada kesan lawas atau jadul dalam videonya yang diunggah di kanal Youtube Hutan Hujan pada tanggal 14 Februari 2020.
Hutan Hujan – Taman Gerimis
Music by Sigit Prasetio
Lyrics by Sigit Prasetio
Tak Sedikitkah Pernah Kau Bayangkan
Indah Kisah Kita Andai Kau Bertahan
Tapi Sayangnya Kau Berlain Arah
Aku Sepi Sendiri
Tak Sedikitkan Pernah Kau Pikirkan
Indah Kisah Kita Andai Kau Lanjutkan
Tapi Sayangnya Kau Berlain Angan
Aku Sepi Sendiri
Di.. Taman Gerimis
Tenang Mengisi Malam
Aku Sendiri Diam
Di Lautan Kenang
Dia Menghilang Jauh
Dari Pelukan
Aku Sedih Sendiri