Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung sampai saat ini sangat berimbas ke berbagai bidang dan pekerjaan. Para pekerja seni pun tak luput dari hal itu, salah satunya adalah musisi. Kondisi saat ini sangat membatasi pergerakan mereka, seperti jarangnya ada pagelaran musik yang digelar jika pun ada penerapan protokol kesehatan wajib dilaksanakan. Mungkin karena hal itu pula awal tahun 2021 banyak dimanfaatkan para musisi untuk merilis karya-karya baru, tentu karena berkurangnya jadwal main atau konser. Hingga lebih banyak beraktivitas untuk memproduksi kekaryaan.
Rilisan karya baru akhir-akhir ini tampak memenuhi linimasa dan media berita. Hutan Hujan salah satu unit pop folk kota Malang juga hadir meramaikannya. “Hujan” sebuah lagu bernuansa 90-an dirilis Hutan Hujan pertengahan Maret 2021. Lagu ini adalah single mereka yang ke-5 semenjak perilisan album perdananya “Self-Titled” tahun 2018 silam. Diantara ke-4 single sebelumnya sudah ada lagu yang berjudul “Hutan”, dan kali ini “Hujan” entah faktor kebetulan atau memang kesengajaan.
Sebelumnya Hutan Hujan merilis single “Pancaroba Peradaban” yang dari segi aransemen bisa dikatakan cukup rumit dengan banyaknya perubahan nada dan lompatan tempo yang silih berganti. Dari segi liriknya juga terdengar begitu depresif. Kali ini nuansa yang lebih ringan kembali dihadirkan oleh mereka, “Hujan” terdengar lebih ‘fun’ dan ‘easy listening’ apalagi disaat musim hujan seperti sekarang, terasa lebih pas sesuai judulnya.
Sigit sang penulis lirik menyampaikan, lagu “Hujan” memang sengaja dikonsep bernuansa ceria yang tujuannya untuk dijadikan lagu pertama atau lagu terakhir yang dimainkan saat ‘live’. Hal itu memang tepat, karena kalau kita amati rata-rata setiap band selalu memainkan lagu yang cenderung energik diawal serta diakhir pementasan. Namun tentu itu bukanlah sesuatu yang pasti, ‘setlist’ pastinya bebas untuk disusun tidak pernah ada aturan akan hal itu.
Aransemen dalam lagu “Hujan” terbilang sederhana namun ‘Riff’ nya khas serasa 90-an. Dijelaskan pengaruh musik era 90-an memang tidak terlepas dari sebagian personelnya, karena diantara mereka beberapa tumbuh besar di masa itu. “Sebagian dari kita memang anak 90’an tapi bukan berarti kita tua, namun kita jadi lebih bijak dalam segala hal. Kalau soal musik era 90’an tetap menjadi salah satu era musik terbaik yang pernah kita lalui” jelas mereka.
Hal itu bukanlah suatu rahasia ataupun bentuk pembelaan diri, tentunya sudah banyak yang membahasnya terutama di berbagai media berita musik. Era 90-an memang menjadi salah satu era emas dalam dunia musik dimana banyak melahirkan karya lagu ataupun album yang tak termakan jaman. Kemampuan musisi di era itu bisa dikatakan diatas rata-rata dalam meramu lirik dan mengaransemen. Sekarang para musisi era tersebut banyak yang hadir kembali, biarpun sebagian hanya sebatas ‘reuni’. Namun tak sedikit pula yang merilis karya baru untuk ikut meramaikan dunia musik saat ini.
Video klip lagu “Hujan” dibuat dengan format animasi dengan tampilan grafis yang lucu serta menggemaskan, dengan tetap menjaga dan menampilkan konsep ‘fun’ dan ‘easy listening’ tentunya. Hal itu sebenarnya cukup bertolak belakang dengan lirik yang disampaikan, karena jika dibaca liriknya yang menyuguhkan tema cinta dan cenderung terdengar gelisah. Yang cukup unik adalah orientasi videonya yang dibikin secara vertikal sehingga bagi pengguna ponsel pintar dapat menikmatinya dengan tampilan layar penuh tanpa harus menidurkan smartphone’nya.
Hutan Hujan yang saat ini diperkuat oleh Iwan Ruby (Vokal & Gitar), Maria Titin (Vokal), Sigit Prasetio (Keyboard), Edy Priono (Gitar), Indra Zulkarnain (Bass), Andre Suparno (Drum) tidak hanya merilis single baru. Bebarengan dengan rilisnya ‘Hujan” mereka juga me’lounching ‘official website’nya hutanhujanmusic.com yang berisikan semua informasi seputar Hutan Hujan. Hal itu tentu bukan sesuatu yang spesial saat ini, namun juga patut diapresiasi sebagai salah satu bentuk keseriusan Hutan Hujan.
Hutan Hujan – Hujan
Music by Sigit Prasetio, Edy Priono, Andre Suparno
Lyrics by Sigit Prasetio
Aku Tak Bisa Bicara Bila Kau Terus Begitu
Sembunyikan Senyummu Coba Katakan
Lewat Kata Sederhana Tak Perlu Jadi Pujangga
Untuk Katakan Cinta
Lalu Langit Menghitam Angin Pun Berhembus Kencang
Kuharap Masih Ada Waktu Tersisa
Lalu Hujan Turun Lagi Membasahi Bumi
Membasuh Hatiku Hatimu
Aku Tak Bisa Bicara Bila Kau Terus Begitu
Sembunyikan Senyummu
Lalu Langit Menghitam Angin Pun Berhembus Kencang
Kuharap Masih Ada Waktu Tersisa
Lalu Hujan Turun Lagi Membasahi Bumi
Membasuh Hatiku Hatimu Yang Gundah
Gundah Dilanda Cinta Gundah Dilanda Rindu
Hujan Turun Lagi
Lalu Hujan Turun Lagi Membasahi Bumi
Membasuh Hatiku Hatimu Yang Gundah
Gundah Dilanda Cinta Gundah Dilanda Rindu
Hujan Turunlah, Hujan Turunlah, Hujan Turun Lagi