Featuz “Humans and Everything in Between” Album Perdana

Music Featuz Artwork Album Humans and Everything in Between
Featuz - Humans and Everything in Between (Artwork)

Berjalan selaras dengan kondisi kehidupan yang berangsur membaik setelah diterpa badai pandemi, deretan musisi angkatan muda satu persatu mulai unjuk gigi di blantika musik Indonesia. Salah satunya adalah Featuz, yang kini siap berkenalan dengan album debutnya, Humans and Everything in Between.

Datang dari Bogor, Featuz tidak tanggung-tanggung dalam memperkenalkan dirinya. Album debut Humans and Everything in Between ia garap sebagai sebuah concept album yang mana tiap lagu di dalamnya punya cerita yang berkesinambungan. Bisa dibilang, bahwa ini adalah sebuah utopia ciptaan Featuz yang dirajut dengan indah melalui musiknya, berangkat dari berbagai pengalaman hidup yang ia alami selama masa pandemi berlangsung.

“Humans and Everything in Between secara garis besar adalah klub atau teater yang terletak di salah satu universe buatanku, yang menjadi tujuan untuk orang mencari kesenangan sebagai pelarian dari realita kehidupan mereka. Dalam klub ini, ada penampilan musik berbentuk band, lantai dansa, dan juga bar”, terang Featuz.

“Salah satu hal yang membuat klub ini unik dan magis adalah terdapat ruangan-ruangan yang isi, kejadian, dan waktu di dalamnya diserahkan oleh para pengunjung sehingga mereka dapat membuat sebuah dunia buatan. Di ruangan-ruangan itu, pengunjung dapat melakukan apapun yang mereka belum pernah rasakan, ataupun melakukan kembali pengalaman yang pernah mereka rasakan untuk sekedar bersenang-senang”.

Walau secara gambaran terdengar seperti dunia yang ideal, namun nyatanya Featuz juga memberikan narasi bahwa utopia tersebut akan hancur lebur berkat serangan meteor, yang ia maksudkan sebagai ragam kenyataan pahit yang datang dalam hidup.

“Kiamat dalam bentuk meteor juga bisa diartikan sebagai realitas kehidupan yang sebenarnya. Klub Humans and Everything in Between itu adalah simbol tempat, waktu, perasaan manusia untuk relive moment, in a way to escape reality. Oleh karena itu, pesan dari album ini adalah kita harus hidup sepenuhnya sebab semua hal yang berarti di hidup kita masing-masing, suatu saat nanti akan tak berarti lagi”, lanjut Featuz.

Dari beberapa lagu yang nantinya akan hadir di album, “No One Really Knows You” didapuk oleh Featuz sebagai focus tracknya. Sebuah lagu yang cukup berbeda dibandingkan dengan lagu lainnya, karena sang solois menggarap proses perekamannya secara organik dan meminimalisir kehadiran instrumen synthesizer di dalamnya.

“Saya ingin pendengar merasakan perasaan saya yang sejujur-jujurnya, dan menggunakan instrumen-instrumen organik merupakan metafora untuk mengungkapkan ekspresi ‘raw emotion tersebut”, paparnya.

Music Featuz Solois Album Humans and Everything in Between
Photo from Press Kit

Secara keseluruhan, Featuz merekam sang album di Studio 45 Bogor Baru dengan bantuan beberapa kawannya. Hadir nama Ihza Bayu yang mengisi departemen gitar di lagu “No One Really Knows You”, Upi Maajid (Udana Audio) di departemen mixing dan mastering, Jasmine Syadhana di departemen artwork, Rafi Dafari sebagai art director, dan Aryo Damarseto di departemen visual album.

Setelah rilisnya album debut ini, Featuz masih punya beberapa rencana jangka panjang di tahun 2023 yang telah ia garap. Salah satunya adalah menghadirkan video musik dari beberapa lagu, membuat card game/board game, hingga showcase yang keseluruhannya bertujuan untuk menghadirkan pengalaman lain dalam mendengarkan lagu-lagunya.

“Saya harap bisa mengajak pendengar untuk merasakan pengalaman masuk kedalam klub dan universe Humans and Everything in Between dan menikmati perjalanan melewati ruangan-ruangan di dalam klub tersebut yang setiap isinya memiliki tema lagu masing-masing hingga merasakan kiamat di depan mata setiap pendengarnya. Saya harap pendengar merasakan kebahagiaan, kesedihan, and everything in between”, tutup Featuz.

Dirilis bersama Otherling Records, album debut Featuz, Humans and Everything in Between, sudah bisa didengarkan di berbagai platform.

Tentang Featuz: Adalah sebuah proyek musik dari Devha Carnadi, seorang musisi yang datang dari Bogor. Sejak awal kemunculannya di tahun 2020 silam, ia sudah menelurkan total empat single di katalog musiknya. Ketiganya adalah “Polar Bear” (Juni 2020), “How To Dance Alone” (September 2020), “Merriment Park” (Oktober 2021), dan “Sleeping Pills” (April 2023).

Di pertengahan 2023, Featuz merilis album debutnya, Humans and Everything In Between di bawah naungan label rekaman Otherling Records.

Dalam perjalanannya, Featuz dibantu oleh banyak nama. Mereka adalah Ihza Bayu yang mengisi gitar di salah satu lagu, Upi Maajid untuk mixing dan mastering, Aryo Damarseto di departemen visual album, Rafi Dafari sebagai art director, Farhan Ramadhan di departemen foto, Malikhey Almantha yang menggarap video musik serta video lirik, Fikri Arman sebagai assistant director, Alita Dantrie sebagai penulis dari press release single “Sleeping Pills”, hingga tak lupa dukungan dari kedua orang tua Featuz, Benyamin Carnadi dan Esther Zarah Manaf serta keluarganya, Shannyta Carnadi dan Shakyra Carnadi.