Sebuah jawaban penantian panjang unit hardcore metal asal kota Malang, Fallen To Pieces, lewat album kedua bertajuk “Faktamorgana”.
Setelah melepas tiga single; “Napaaga”, “Singa Yehuda” di tahun 2015 dan “Menuju Anarki” di tahun 2016, unit metal hardcore asal kota Malang, Fallen To Pieces, akhirnya resmi merilis album penuh terbaru bertajuk “Faktamorgana” pada tanggal 6 Juni 2019. Album kedua yang berisikan 11 tracks ini dirilis dalam format CD melalui label rekaman Forget The Pain.
Panjangnya proses perilisan album kedua disebabkan oleh beragam faktor. Salah satunya ialah sang penggebuk drum, Ferry, yang secara mengejutkan memutuskan untuk keluar dari formasi Fallen To Pieces ditengah proses perampungan materi Faktamorgana.
“Besar sekali dampak mundurnya Ferry buat proses album ini, kita harus cari dan menyesuaikan diri sama karakter personil yang baru,” tutur Indra sang bassist. “Skill bisa diasah, tapi karakter personal yang bisa cocok dengan personil lain itu yang sulit,” ungkapnya.
Beruntung Fallen To Pieces segera bertemu sosok yang dirasa cocok mengisi kekosongan di balik set drum mereka. Adalah Joshua (Uppercut, Children Of Terror) yang dipilih mengisi kekosongan kursi drum Fallen To Pieces.
Faktamorgana menyajikan 11 tracks dengan balutan hentakan musik hardcore dan sentuhan aroma musik metal yang kental bernuansa mencekam sekaligus melodius. Dibuka dengan instrumen berjudul “Intro”, yang kemudian berlanjut menuju delapan lagu orisinal Fallen To Pieces, sebelum ditutup dengan satu materi cover berjudul “Paint It, Black” milik The Rolling Stones dan instrumen “Outro”.
Warna musik yang disajikan juga semakin mendukung keberagaman tema yang coba diangkat oleh Fallen To Pieces melalui Faktamorgana, dimana kesuluruhan tema diambil dari dua sudut pandang; realita dan fantasi.
Mulai dari menceritakan tentang kisah kepulangan prajurit dari medan perang yang sadar bahwa ternyata dia hanya berguna di medan pertempuran “Menuju Anarki”, menyentil fenomena radikalisme “Napaaga”, menyalakan semangat hidup “All For All” hingga mengangkat isu kekerasan seksual “Let Me Contain”.
Meski demikian Fallen To Pieces mengaku tidak ingin menghakimi. Keberagaman tema dalam Faktamorgana ini justru dijadikan sebuah peringatan bagi mereka sendiri dalam menjalani hidup.
“Yang pasti kita tidak ingin mengkritisi sesuatu karena menurut kita lebih asik menceritakannya daripada mengkritik sesuatu, bagaimana jika kita berada dalam kondisi yang kita kritik tersebut?, belum tentu kita tidak akan terkontaminasi atau melakukan sesuatu yang sama dengan yang kita kritisi itu.” jelas Fekky selaku vokalis dan penulis lirik.
Materi Faktamorgana direkam di AA Studio, Malang. Proses mixing dan mastering dikerjakan oleh Gigih Ginelar Prasetyo. Sedangkan illustrasi album merupakan karya dari Ferry Jelaga. Dalam album ini Fallen To Pieces juga mengajak kolaborasi beberapa rekan musisi lain, seperti Molly yang ikut menyumbangkan suara di lagu “Singa Yehuda”, Andrew (Mansfield, Aliansi Kiri) dan Gigih Ginelar Prasetyo (Good Boy Jimmy) yang mengisi intrumen piano “Menuju Anarki”, serta Sigit Prasetio (Ostribe, Hutan Hujan) yang menyumbangkan “Outro” sebagai penutup album Faktamorgana.
Album kedua Faktamorgana kini telah resmi dirilis dan didistribusikan oleh Forget The Pain. Album ini juga hadir di berbagai layanan streaming digital, kedepannya Fallen To Pieces juga akan menyediakan merchandise serta merancang agenda tour promosi album ke berbagai tempat.
Kilas balik biografi Fallen To Pieces; Dibentuk pada tahun 2007 dan telah mengalami bongkar pasang personil, Fallen To Pieces kini beranggotakan Fekky (Vocal), Indra (Bass), Yunus (Gitar), Rudi (Gitar), Joshua (Drum). Sampai detik ini Fallen To Pieces masih tetap rajin menyambangi berbagai panggung didalam hingga luar kota dan terlibat dengan berbagai proyek musik. Termasuk di tahun 2017 di mana Fallen To Pieces menjadi bagian di line-up festival Rock In Borneo dan masuk dalam 30 Besar di ajang Wacken Metal Battle Indonesia tahun 2018.